CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART6

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART6, Hasrat-Bispak25 "Aaah…", saya menjerit takut sewaktu tiba-tiba badanku terangkut, rupanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, serta ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya lebih gak memiliki daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Bijaksanain yang berdiri di samping kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di sisi kananku, serta ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan serta kirinya, saya tidak dapat ke mana saja kembali.

Kengerian sedikit menimpaku waktu saya memahami badanku melayang-layang lumayan tinggi dari lantai, manalagi dalam status sesuai ini mereka bawa badanku keluar kamarku, terus keluar sampai ke arah tempat jemuran pakaian.

Tetapi yang paling membuatku cemas ialah kepala Wawan yang ada antara ke-2  pahaku yang terbuka, serta yang benar muka Wawan menghadap langsung di bibir vaginaku, begitu dekat. Suatu jilatan yang sedang dilakukan Wawan mengawali pembantaian pada diriku, dan saya mengulet kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, namun saya harus melenguh di saat Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpampang di hadapannya, dan badanku mengartikulasikanng dahsyat tidak dapat kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan kesenangan yang kualami, pak Bijaksanain serta Suwito memperbanyak pasienanku. Mereka membuka bra yang membuntel payudaraku, lalu nyaris berbarengan mereka menyesap ke-2  puting payudaraku yang berada di hadapan mereka. Saya mulai tidak sanggup terima semuanya rangsangan ini, badanku menggeliang serta mengartikulasikanng tidak bisa kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mengesah serta meminta.

Tidaklah ada jawaban pada mereka atau sinyal tanda mereka ingin dengarkan permintaanku. Mereka bertiga lagi menarik ke-2  puting payudaraku, pun bibir dan lubang vaginaku. Saya mulai teraniaya dalam kesenangan ini, nafsuku udah naik tidak karuan, serta rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta serta merengek-rengek pada lenguhan serta rintihanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART6

Tetapi benar-benar salahku  sich, kelihatannya sakit hati tiga pejantan ini begitu besar selesai saya berkali kali menarik dan memancing gairah mereka sepanjang hari ini. Mereka sekalipun tidak mempedulikan permintaanku serta dengan kejam mereka terus menyiksaku.

Saya tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk dan meliuk, kepalaku hingga terdongak karena enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Lantaran status badanku yang sebagai berikut, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, dan rambutku yang terurai ini tersentak sentak ikuti pergerakan badanku.

Tau-tau mereka bertiga serempak menyudahi tindakan mereka, tetapi mereka membebaskan badanku masih tetap melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mengerang perlahan-lahan, dalam hati saya terasa sedih lantaran nikmat yang menimpaku ini jadi sirna waktu mereka stop demikian saja semacam ini.

Tetapi saya cuman diam, saya tidak pengin bercakap apa apa, minta atau melakukan perbuatan apa saja, meski diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan nafsu masih yang menyerang badanku.

"Non Eliza pengin turun?", bertanya Wawan sembari meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek dan saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku buat menjauhi bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek di Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, dan ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku sekalipun tak bermanfaat. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku selalu ada pada hadapan muka Wawan yang sampai hati menyambung tingkahnya itu.

"Lagi apa tanggung-jawab non barusan telah membuat kita kita tegangan tinggi waktu saksikan non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang lalu menyesap puting payudaraku yang berada di hadapannya sampai saya mengulet dan mengartikulasikanng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok justru saya yang diminta tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang berang??", dari meminta sekarang saya jadi tidak setuju dengan jengkel sekalian mencegah hasratku saat Wawan dan Suwito repot serang wilayah wilayah peka pada badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito menyudahi gempuran mereka, serta mereka sama sama berpandangan sesaat.

Saya sendiri memandang jengkel dari mereka, tetapi saya gak dapat lakukan perbuatan apa saja saat lagi badanku masih melayang-layang sesuai ini dengan ke-2  tangan dan kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tak mau tahu, dasarnya non Eliza harus tanggung-jawab. Lagian non Eliza udah membikin kita kita ngaceng berkali kali tanpa ada hasil mulai sejak pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kesenangan gara-gara siksaan Wawan ini dan pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya mau meronta, saya mau meminta supaya mereka melepaskanku ini hari saja, lantaran saya gak ingin pada situasi lemas waktu terima telpon Andy malam nanti. Saya ingin nikmati saat saat mengobrol dengan Andy tanpa siksaan rasa pegal maupun mengangut gara-gara kecapekan.

Tetapi tidak lama kemudian saya tidak sanggup kembali berpikir tenang. Saya mengesah rintih kesenangan waktu ke-2  pergelangan tanganku dicengkam oleh pak Bijakin dan Suwito, serta tangan mereka yang satunya mereka pakai buat meraba serta membelai perutku, sedang mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Seluruhnya masih ditambah lagi tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Anyar kesempatan ini mereka bertiga menyiksaku dengan sesadis ini. Seluruhnya kesan keasyikan yang kurasakan ini sangat bagus serta mengacau pikiranku.

Selanjutnya saya memutuskan nikmati saat saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, serta saya cuman dapat mengharap malam nanti saya masih lumayan kuat untuk terima telephone Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku menyebutng berulang-ulang, pinggangku meliuk serta meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tanpa dapat kutahan kembali, saya harus berserah alami orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi dan mengulet dahsyat membebaskan luapan liar ini, serta sekali ini tidak ada satu juga pada mereka yang ingin mengampuniku biarpun saya meminta seperti apa saja.

Sampai sekali ini mereka kian memperhebat siksaan mereka padaku. Saya merasai lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, dan tersebut ditambah lagi bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", sebuah cucupan yang benar-benar kuat oleh Wawan pada bibir vaginaku membuatku menjerit kenikmatan.

Rasanya tiap-tiap ikatan tulang di semuanya badanku lepas waktu saya harus melafalkanng top karena tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, oleh karena itu lututku tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Bijakin dan Suwito gak lepas meskipun saya mengulet seperti apa saja. Mereka menutup ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing dan tangan mereka yang satunya seperti tidak pernah jenuh mainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terbendung semacam ini, saya terasa tidak punya daya bahkan juga utk sekedar lepaskan luapan orgasmeku. Namun diam diam saya malahan sangat puas diberlakukan sesuai ini oleh mereka, dan saya begitu nikmati ketidak mempunyai dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Telah dong… turunin saya ya…", saya meminta serta merengek-rengek dari mereka dengan napas yang tersengal.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi sewaktu jawaban yang kuterima ialah pagutan Wawan di bibir vaginaku.

Namun cuma sekejap saja, Wawan telah menyudahi pagutannya. Dan dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku bergantung lemas dengan ke-2  tanganku yang terus melingkar di leher pak Bijakin serta Suwito, serta ke-2  pergelangan tanganku yang masih terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART6

Saya memandang Wawan ke arah pintu yang batasi sisi dalam dan luar di lantai dua rumahku ini, serta dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu memasangkan kunci itu pada bagian luarnya.

Selanjutnya Wawan tutup serta menggembok pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sembari melihatku dengan senyuman penuh hinaan, seakan mau berkata kalaupun sekali ini saya tidak mungkin lolos.

Tau-tau saya terkaget sebab saya memahami satu perihal. Bukan bab saya telah tidak kemungkinan dapat larikan diri, sebab saya udah pahami kalaulah saya usaha lari ke bawah, pada akhirannya di bawah kelak saya harus terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah serta akan selekasnya ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud ialah, kenapa mereka memutuskan tempat jemuran pakaian ini untuk tempat menghajar diriku? Di daerah yang begitu terbuka ini, bagaimana jika kelak rintihan dan lenguhanku hingga kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana kalaupun kami sampai kelihatan oleh tetangga di muka rumahku yang tiada menyengaja memandang menjurus rumahku?

"Wan… gak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Biar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara mengolok.

"Nggak… bukan begitu Wan… saya takut bila di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji tidak dapat lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya jika begitu non tak boleh bernada, mudah kan?", jawab Wawan sesenang hati, dan dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sembari memasangkan muka cemberut, tetapi selang berapa saat badanku menyebutng saat ke-2  payudaraku udah kembali diremas remas oleh pak Berbudiin dan Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mengerang dan menggelinjang, di antara kenikmatan dan kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan terus merapat, dan saat ini penglihatanku berubah menjurus di penis Wawan itu telah tegak menunjuk itu, yang siap buat mengeduk serta mencabuli lubang vaginaku.

Waktu Wawan telah membungkuk di hadapanku serta ke-2  pahaku yang kurapatkan mulai sejak barusan ini diperenggang olehnya, saya menggigit bibir serta pejamkan mataku, siap-siap mengikhlaskan lubang vaginaku ini terima tusukan kasar dari penis gagah Wawan itu.

"Mmm…", saya mengesah perlahan waktu kurasakan bibirku ini di cium halus, dan saya terus pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membuat jantungku berdetak kuat.

"Mmmhh…", saya kembali mengerang waktu kurasakan suatu jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Tambah lagi dengan remasan remasan halus pada ke-2  payudaraku oleh pak Berbudiin dan Suwito, pula kecupan mesra Wawan yang saat ini udah beralih jadi pagutan penuh gairah di bibirku, semuanya membuatku mulai menderita dalam birahi.

Ke-2  lututku ibaratnya lemas. Kalaupun kini ke-2  tanganku tak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sebelah kanan serta kiriku ini, ke-2  kakiku ini nyata tidak dapat menyokong badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba meredam derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang memunculkan rasa nyeri di lubang vaginaku.

Saat itu saya lagi mengesah ketahan pada saat bibirku lagi dipagut Wawan sebagai berikut, dan napasku mulai habis. Saya makin menderita dalam kepuasan ini. Saya gak dapat meronta, badanku rasanya terlampau lemas, tenagaku lesap tidak tahu ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharapkan dia pahami kodeku jika saya telah memulai menanggung derita lantaran kekurangan napas. Akan tetapi Wawan jadi meningkatkan siksaan ini. Saya merasai lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, dan reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama-sama bertaut.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART6

Seterusnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, mengisap dan menyesap air ludah dalam mulutku ini. Saya telah tidak dapat bernafas kembali sebab pergolakan birahi yang menimpa diriku ini semacam menutup dadaku.

"Oooh…", saya meratap lega sewaktu selanjutnya Wawan membebaskan pagutannya seusai senang mencucup semuanya air ludah dalam mulutku ini.

Napasku tersengal tidak karuan seusai barusan saya lumayan lama kekurangan napas. Saya usaha atur napasku ini, tapi cubitan nakal Suwito pada puting kanan payudaraku ini membuat napasku kembali mengincar.

Dan di saat pak Bijaksanain meremas kuat payudara kiriku, dan menyesap puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kesenangan nikmati seluruhnya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali mengeluhkan waktu Wawan dengan sesenang hati mengambil jemari tangannya yang semenjak barusan direndam celup ke lubang vaginaku.

‘Waan… memasukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya tidak pengin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya pengin meminta pada Wawan supaya dia ingin masukkan jemari tangannya kembali, atau malahan masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Tetapi saya masih lumayan sadar untuk mengawasi harga diriku menjadi nona majikan mereka. Karena itu saya mau tak mau diam dan pejamkan mataku, sekalian mengharapkan mudah-mudahan Wawan selekasnya merayu lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh perlahan saat merasai suatu hal yang tebal, hangat serta basah menghimpit bibir vaginaku.

Saya membuka lagi mataku. Rupanya kini Wawan tengah berjongkok di depanku serta menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih pengin memainkanku, menganiaya diriku yang udah terbenam dalam pergolakan birahiku ini.

Selanjutnya Wawan merengkuh ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mendesah kesenangan, badanku kembali menggeliang, kurasakan cairan cintaku kembali meluluh.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dan kesan yang fantastis menimpa diriku waktu tiba-tiba Suwito menangkap serta memagut bibirku, sedang pak Bijakin yang masih menyusu pada puting kiri payudaraku, sekarang  meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja sebab dibiarkan oleh Suwito yang saat ini repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mengerang nikmat karena cumbuan bertubi tubi yang tengah dilakukan tiga pejantanku ini, serta saya cuma dapat mengguman tidak terang sebab bibirku yang tetap dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan seluruhnya belumlah cukup, sekarang Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu menarik lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah, membuat mataku terbeliak, badanku mengartikulasikanng serta menyebutng.

Saya tentu sudah menjerit kenikmatan jika bibirku tengah tidak dilumat oleh Suwito sesuai ini.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengesah panjang dan badanku tersentak sekian kali mendampingi orgasme top yang menempa badanku.

Otot perutku mengartikulasikanng hingga sampai terasanya dapat kram, datangkan rasa nikmat antara terasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya itu masih ditambah lagi dengan rasa nyeri yang tambah jadi pada lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk selalu orgasme.

Saya merasai cairan cintaku membanjir banyak. Tetapi dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu tidak lepas walaupun saya menggeliat seperti apa saja. Serta seluruhnya cairan cintaku yang tetap meluluh itu dicucup dan diseruput Wawan hingga sampai habis.

"Mmmhk…", saya mengesah kurang kuat, pasrah.

Tidak ada yang dapat kulakukan disamping menggelepar, meronta, mengesah terhenti. Tapi gelombang orgasme yang menderaku ini sekalipun tidak berkurang, karena Wawan selalu mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, sedang Suwito gak membebaskan bibirku dari pagutannya, sementara pak Berbudiin masih semangat memagut puting kanan payudaraku.

Mereka lagi menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART6

Seusai sesaat disiksa semacam ini oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya telah lemas dan cuman dapat pasrah terima seluruhnya. Tenagaku seperti raib bersama cairan cintaku yang selalu membanjir keluar lubang vaginaku. Serta rasa tidak memiliki daya ini mengantarku orgasme kembali untuk ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas waktu Suwito melepas pagutannya, dan saya masihlah harus melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, meningkatkan semua kesan nikmat yang udah dari sejak barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mendesah serta menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang tengah dilakukan Suwito saat ini demikian mesra, membuatku lebih kebingungan serta gak tahu mesti lakukan perbuatan apa. Jantungku berdetak cepat, sedang orgasmeku sekali-kali tidak menyurut.

"Sudah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, tapi saya kembali mendesah saat tau-tau kurasakan suatu yang hangat di leherku.

Saya tidak lagi merasai kuluman pada puting kanan payudaraku, mempunyai arti sudah tentu pak Bijaksanain yang mengubah gempurannya di leherku ini.

"Pak Bijakin juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka menyudahi pembantaian pada diriku ini.

Namun mereka mana ingin mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya lagi menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang terengah-engah.

Tetapi lidah yang nakal itu masih main di lubang vaginaku, menyerang dan mengeduk tanpa ada ampun. Daun telinga kiriku lagi dilumat secara halus, lalu jilatan serta ciuman pada leherku ini…  semua rabaan tangan tangan mereka yang penuh gairah di sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak dapat terima siksaan orgasme buat orgasme yang selalu menderaku semenjak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama