CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI MENJUAL DIRI PART2

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI MENJUAL DIRI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI MENJUAL DIRI PART2, Hasrat-Bispak25 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya berasa tak mau menantang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu mengandaikan bagaimana nampaknya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, serta tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Serta saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya saat Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya sebab kesenangan pentil saya dimain-mainkan, oleh karena itu pembicaraan saya sudah tidak teratasi,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya membuat kamu jadi sedap di sini ya?"


Juragan membuka kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi sesuai itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI MENJUAL DIRI PART2


Saya belum sempat disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan lagi memain-mainkan itil saya tanpa ada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pun ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Memang, saya terasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan selalu main di kemaluan saya, serta gak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir  saya mengetahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya sedap serta sangat nikmat, hingga sampai ada yang keluar tubuh saya setelah itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah, seusai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, sinting tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian ngomong, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Serta mendadak saja, Juragan telah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memanglah saya belum mengetahui banyak tentang tubuh lelaki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan menerangkan, "Kontol ini pengen masuk ke memekmu…"


Saya melotot lihat anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… namun tidak dapat muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali bila kamu ingin kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tidak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menjepit tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya disetubuhi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tiada tunggu jawaban, menerobos makin dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya memandang. Di kontolnya tampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Seterusnya Juragan terus nggenjot saya, masuk keluar, masuk keluar, jadi lama makin kuat. Tubuh saya digoyang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya hingga tidak dapat bicara, sekedar dapat ndesah dan njerit tidak karuan. Saya usaha mohon Juragan tak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tak dengarkan. Tapi…kok saya berasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dibayarkan? Mengapa tidak dari dahulu saja, ya?Tersirat ingatan sesuai itu dalam kepala saya. Namun saya hiraukan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran dan memohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya sudah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah nampaknya saya. Muka saya pastilah terlihat porno sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Mari terus Denok… saya suka ndengar suaramu jika dientot… mbikin makin hasrat. Kamu sukai juga, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan serta omongan gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak jika telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak pula kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu kalaupun kamu udah… hingga sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa artinya Juragan, serta gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, kalaupun kepala saya sarat dengan hati nikmat sebab dientot Juragan. Namun gak lama lalu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, seperti saat itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin gemar nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya maka dari itu burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa gantengg saya saat lagi saya menjerit kesenangan itu. Saya rasakan ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk kali pertamanya ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Serta pada akhirnya robohlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia terus geser saya dan bangun, lalu pakai kembali busananya. Sekalian mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup dapat juga ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu pengin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI MENJUAL DIRI PART2


Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran lumayan lama hingga kemudian kapabilitas saya kembali. Terburu-buru saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, gantengg saya sudah tentu tidak karuan. Bedak saya hingga luntur dan melekat di seprai dipan Juragan. Juragan lagi duduk mencermati saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan serta cepat-cepat turun. Di bawah, di muka toko bertambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya gak berani hadapi mereka, apa lagi cocok berantakan ini. Saya hingga sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, rupanya ibu pemilik sewaan kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok acak-acakan getho? Habis ngapain kamu?"


Semuanya pertanyaannya saya lewatkan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya segera membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya melakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewaan 3 bulan. Apa saya sendu atau malu? Apa saya semestinya bersusah-hati atau malu? Tidak tahulah… Tetapi yang berlangsung malahan tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang sedang dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini peristiwa kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang berbeda di kehidupan saya. Saya masih tetap cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Namun ada yang lain…sekarang, setiap saat saya penting uang, saya gak kembali enggan-segan tawarkan tubuh saya pada laki laki. Saya mengerti ini tidak betul, dan semestinya saya stop, namun rayuan uang sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Serta saat ini saya juga dikenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Udah malam, dan saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya jika ia ingin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang mempunyai tubuh kerempeng, punya rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ujarnya sekalian menggauli kemben saya.


"Pengen donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruhnya orang yang ada pada sana, sekedar ia dan seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang gak laku-laku dicarter karena terletak begitu ke dalam.  Saya membuka diantaranya dan saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka mohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertamanya kali?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sudah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir barangkali dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya gak peduli… yang saya pikirkan sekedar kerja seperti berikut lebih enteng mendapat uang. Saya pula tak pernah berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya mengerti itu sesungguhnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Dan setelahnya, saya memperoleh duit. Sebulan-dua bulan sehabis Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi kian profesional menjadi lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan seterusnya. Serta saya jadi tambah dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruh rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya amat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya hingga sampai tahu kepentingan rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi apabila sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya pun beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba perihal-perihal baru. Umpamanya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pula jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya coba itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Namun semakin lama kebiasa juga.  Saya pun jadi kian tahu dengan Juragan. Wanita yang berada pada poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun telah mati. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, serta hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya pula jadi tahu jika dahulu, pas muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang orang penari juga.  Hanya kala itu Juragan masih belum mempunyai apapun, ditambah lagi penari itu  simpanan orang camat. Juragan sekedar dapat tonton dan kagum pada dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan karenanya pula Juragan selalu memohon saya gunakan baju dan dandanan penari komplet tiap-tiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula puas jika dapat buat Juragan suka. Semakin hari saya tambah terlarut di kehidupan jadi penari yang berjualan tubuh. Lantaran uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pemuasan hasrat laki laki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tak betul, tetapi tubuh saya selalu mohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya masih juga melakukan cuma karena duwit. Lama-lama saya semakin krusial. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN BERTUBUH BOHAI MENJUAL DIRI PART2


Sudah tak terhitung orang yang buang benih dalam kandung saya. Saya juga tambah berani. Selanjutnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang telah rasakan tubuh saya, dan saya lantas hamil… Alamiah, jika ingat demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Tetapi saya selalu melacur kendati pun perut saya menjadi membesar. Dan saya pun terus hadir ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya sudah memulai mencolok, dan beliau terlihat rada waswas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan melecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertama beliau setubuhi saya. Namun saat ini, antara seluruhnya konsumen setia saya, saya cuman dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula gak tahu. Karena mungkin setelah Simbok mati, Juragan-lah yang sangat dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau tengah senggama dengan saya, sembari cakepgnya cemas. Rasanya saya mau membikin beliau tidak cemas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan menyatu dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun setelah saya serta Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi insiden yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, tetapi masih tetap keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Namun saya mbandel. Saya tak sadar diri di jalan. Tentunya ada yang lihat serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu telah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan waktu memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun sebab masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan omong itu seluruhnya sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila tidak dikarenakan yang pertama itu, kamu gak mesti hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama