CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL


CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL, Hasrat-Bispak25 Beberapa menit saya terjaga dari tidurku. Walau saya telah terasa cukup lebih enak, saya masih ingin bermalasan, serta melepaskan badanku yang telanjang bundar serta terselip dalam bedcover ini masih tetap terbujur, nikmati empuknya ranjangku. Kadang-kadang saya menciumi rambutku yang terbentang di atas bantalku ini, nikmati lembutnya rambutku namun juga wanginya berbau rambutku ini.

Dan saya udah kembali tersenyum senyuman sendiri lantaran saya terkenang momen pada hari tempo hari bersama Andy, dimulai dari sikap canggungnya di sekolah waktu temaniku hingga sampai balik ke kelasku, serta yang sangat membuatku berbahagia yaitu SMS Andy malam harinya, yang mengingatiku biar selekasnya istirahat dan tidur karena dia ketahui saya kepayahan.

Namun, Andy tahunya saya kelelahan lantaran belajar sampai malam, tidak dikarenakan ngeseks berkali kali mulai sejak tempo hari lusa. Saya menyaksikan jam kamarku, nyatanya telah jam 5:10 pagi. Karena itu saya menarik napas panjang, siap-siap jalani ini hari yang entahlah akan berikan warna manalagi di kehidupanku.

"Auw…", saya mengeluhkan perlahan-lahan waktu saya melangkah kakiku ke kamar mandi.

Ke-2  betisku masih berasa demikian pegal sewaktu kupakai jalan, bahkan juga lubang vaginaku kadangkala berasa sedikit nyeri. Rupanya badanku tetap belum sembuh betul sehabis tempo hari saya terbawa dalam acara pesta sex yang liar itu. Walaupun sebenarnya saya telah istirahat semalam tiada masalah, sampai saya telah tidur lebih dini sesudah terima SMS Andy seputar jam 9 tempo hari malam.

Saya mengambil langkah tertatih tatih ke dalam lemari bajuku untuk ambil bra dan celana dalamku, pun seragam putih abu abu. Peduli sangat dengan intimidasi Dedi, ini hari saya menentukan untuk menggunakan celana dalam. Sepanjang hari tempo hari di sekolah saya terasa benar-benar resah, memikirkan rekan temanku di sekolah tahu kalaupun saya tidak memakai celana dalam. Kalaupun kelak Dedi menyusahkanku, saya telah pasrah.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL

Kadangkala saya meratap, sewaktu merasa sakit yang menimpa betisku ini mengusik cara kakiku. Juga saat ini saya baru merasai kalaupun otot perutku pula sedikit kejang, seperti habis kerjakan sit up berkali dapat saja.

Tetapi perlahan-lahan saya mengetahui satu perihal yang aneh, tidak tahu mengapa saya malahan nikmati terasa sakit yang menimpa perutku ini.

"Ih… apaan sich saya ini… periode pagi pagi telah kacau balau gini…", saya mengeluh serta memarahi diriku sendiri.

Karenanya saya usaha tidak untuk membebaskan pikiranku melayang-layang kemanapun. Seusai saya gantungkan semua lembar busana yang hendak kukenakan serta handukku, saya menutup pintu biarpun saya masih ingat kalaupun pintu kamarku terkunci. Tetap rasanya aneh kalaupun saya harus mandi tanpa menutup pintu kamar mandi, serta saya tak ingin kalaupun saya jadi terlatih semacam itu.

Saya mulai memberikan hati badanku dengan shower air hangat serta cairan sabun mandiku yang harum, halus berikan kesegaran. Sehabis tuntas, saya selekasnya keringkan badanku serta memakai bra dan celana dalamku, lalu saya ke arah meja dandanku melihati bayang-bayang diriku di cermin.

"Sayang kamu telah gak virgin… semestinya virgin kamu itu cuma buat Andy… bila kedepannya Andy tahu kamu telah tidak virgin, apa Andy masih pengen sama kamu?", saya berbicara di bayang-bayang diriku di cermin, serta sekarang hatiku jadi bersusah-hati.

Saya mulai memanfaatkan pakaian serta rok seragam sekolahku. Rasa pegal pada ke-2  betisku telah berasa sedikit menyusut. Sehabis mematikan AC kamarku, saya mengecek beberapa buku yang berada pada tas sekolahku, menegaskan tiada yang ketinggal serta gak lupa saya masukkan handphoneku ke tas.

Lalu saya kenakan sabuk yang umum kupakai ke sekolah dan siap-siap buat beres-beres tampilanku di muka meja dandanku, sewaktu tau-tau saya dengar smartphoneku keluarkan bunyi, serta dari deringnya saya tahu bila ada SMS masuk.

Saya cepat buka tasku cari hpku, serta lekas membaca isi SMS itu dengan penuh ingin.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

‘Pagi Eliza. Kamu telah lebih enak? Saya berharap ini hari kamu telah lebih sehat dan tidak lelah.'

Di saat saya lihat nama pengirimnya yakni Andy, hatiku kembali berbunga bunga. Aku lekas menulis balasan perkataan terima kasih sekalian jawaban kalau saya udah lebih sehat dan sudah tak penat. Saya puas sekali karena saya terasa Andy mulai berani berikan perhatiannya padaku.

Sesudah saya simpan mobile-phoneku dalam tas sekolahku, saya kembali siap-siap beres-beres performaku di muka meja dandan. Saya memblow rambutku dengan hair dryer sekalian menyisir rambutku sampai dilihat rapi dan elok megar, lalu saya memberinya sedikit bedak di mukaku.

Ini hari saya pengin nampak lebih elok serta menarik di depan Andy, serta saya memulaskan lip gloss sesuai kebutuhan pada bibirku.

"Andy… bila saja kamu tahu… saya puas dengan perhatian yang kamu beri padaku…", saya mengguman lambat sembari menyaksikani diriku di cermin meyakinkan tiada yang keliru dengan tampilanku.

‘tok tok tok…', kedengar suara ketukan di pintu kamarku yang membubarkan lamunan cantikku.

"Siapa?", saya ajukan pertanyaan sembari ambil tas sekolahku, lalu saya mengambil langkah menuju pintu kamarku.

"Saya non, sarapannya udah saya persiapkan", kedengar jawaban Sulikah.

Saya buka pintu kamarku yang terkunci, serta berterima kasih di Sulikah. Selanjutnya saya menutup pintu kamarku, dan saya ambil kaus kakiku di almari kecil yang berada di sisi rack sepatu, dan saya menggunakan kaus kaki dan sepatuku.

Tiba-tiba saya tersadarkan, entahlah mengapa Sulikah tetap berdiri di dekatku.

"Sulikah? Mengapa?", saya ajukan pertanyaan bingung.

"Non Eliza, ini hari non elok sekali…", kata Sulikah yang menatapku denganc penglihatan terpukau.

"Terimakasih ya", saya tersenyum puas.

Dalam hati saya mengharapkan di sekolah kelak Andy akan juga memujiku sebagai berikut, walau bila menyaksikan Andy yang malu seperti tempo hari, rasanya angan-anganku itu tak bisa diwujudkan sekencang itu.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya turun ke ruangan makan buat nikmati makan pagi pagi. Saya makan semakin sedikit dari rata-rata, sebab tau-tau saja saya takut jadi gendut. Saya tidak ingin menjadi kelihatan tak menarik untuk Andy. Dalam waktu cepat saya menuntaskan sarapanku, dan selesai membasuh tangan dan mulutku, saya ambil langkah ketujuan garasi.

Dari sana saya menyaksikan pak Bijaksanain lagi mengelapi mobilku. Saat saya merapat, pak Bijakin yang melihatku saat itu juga menyudahi tugasnya, dan dia menatapku seperti anyar pertama kalinya melihatku saja.

Demikian pula Wawan dan Suwito yang awal mulanya sapu langit langit di garasi, saat ini terdiam melihatku sembari selalu menggenggam sapu panjang pada tangan mereka.

"Pak Bijakin, ngelapnya telah dahulu ya. Tolong lapnya diminggirkan dahulu donk, Eliza sudah pengin pergi sekolah nih", saya berujar pada pak Berbudiin sekalian menunjuk lap masih ada di atas kap mesin mobilku.

Tak ada jawaban dari pak Bijaksanain yang cuma mengangkut lap itu dari kap mesin mobilku, serta konyolnya dia kerjakan itu sembari lagi menatapku. Di saat saya lihat sekitar, saya memandang Wawan serta Suwito pun punya sikap sama, mereka terus mematung sekalian menatapku.

"Hei! Kalian semuanya ini mengapa sich? Tidak pernah lihat cewek cakep ya?!", saya berencana menghardik dengan suara yang lumayan keras sampai semua terkaget.

Suwito hingga nyaris terpelanting dari bangku yang dinaikinya, sementara itu Wawan dengan muka kaget jatuhkan sapunya. Pak Bijakin sendiri mengelus dadanya berulang kali. Saya mengendalikan tawa memandang reaksi mereka bertiga ini, namun saya usaha selalu menempatkan muka seserius mungkin. 

"Yah non Eliza, keras sangat suaranya… membuat terkejut saja!", gerutu pak Bijakin lalu mulai dekatiku.

Wawan dan Suwito turun dari bangku mereka, serta mereka berdua memulai dekatiku dengan penglihatan mata mereka yang sangat kukenal, penglihatan mata mereka di waktu mereka demikian gaungs dan bergairah nikmati badanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL

"Eh eh… kalian pengen apa? Tidak! Tak ingin!!", memahami apa yang hendak dilaksanakan oleh pak Bijakin, Wawan serta Suwito, saya berseru cemas serta cepat cepat masuk ke mobilku, lalu saya menutup pintu mobilku saat sebelum mereka sukses tangkapku.

Tetapi saya buka sedikit kaca pintu mobilku di sisi kiri, biar saya dapat dengar apa kata mereka, pula agar mereka dapat dengar jawabanku yang tentu kuusahakan untuk membikin mereka lebih kecewa.

"Mari non Eliza… Sekejap saja non", kata Wawan dan Suwito nyaris berbareng serta mereka menarik narik handel pintu mobilku, coba buka pintu mobilku yang telah terkunci ini.

"Tidak ingin! Tak ingin! Kelak bajuku lecek! Utamanya tidak mau!", saya menjawab dengan suara yang lumayan keras serta menggelengkan kepalaku berkali kali, tetapi saya berniat mengerling menuju mereka, dengan jenis yang kubuat semenggoda mungkin. 

Ke-3  pria itu memandang diriku dengan gaungs. Diam diam saya terasa takut mengayalkan apa yang bisa berlangsung bila kini saya hingga ketangkap mereka. Dapat dapat saya telat masuk sekolah karena didesak layani hasrat birahi mereka lebih dulu.

Selesai sekian kali saya menggelengkan kepala dengan kerlingan nakal buat menjawab keinginan mereka yang memaksakan saya turun sesaat, selanjutnya mereka berserah pun serta kembali meneruskan tugas mereka. Pak Berbudiin mengelap mobil mamaku, sedang Wawan serta Suwito kembali naik ke bangku baru saja mereka gunakan dan menambahkan sapu langit langit garasi ini.

Sekalian tersenyum senyuman sebab menganggap menang, saya menghidupkan mesin mobilku. Dan di saat saya menyaksikan mereka bertiga pura pura tidak tahu jika mereka mesti memberikan pintu garasi namun juga pintu gerbang bagiku, saya mendesak klakson mobilku sampai mereka kaget serta seluruh alat bersih bersih yang berada pada pegangan mereka itu kembali jatuh ke lantai garasi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya telah tidak tahan kembali serta saya ketawa sejadi jadi sekalian tutup kaca jendela mobilku. Pak Berbudiin yang sangat dekat dengan mobilku tampak bersungut sungut sekalian membuka pintu garasi kemudian pula pintu gerbang, sedang Wawan serta Suwito kembali menatapku dengan gaungs.

Saya meleletkan lidah dengan puas, kendati saya tahu sehabis pulang sekolah kelak mereka bertiga akan membalasnya sakit hati padaku, tidak tahu dengan langkah menjadikanku piala bergilir maupun piala bersama-sama. 

Tetapi saya tidak peduli, toh tanpa kugoda seperti barusan lantas mereka bertiga udah berkali kali menjadikanku betina mereka saat tidak ada siapa siapa di dalam rumah.

Entahlah kelak apa yang bisa mereka lakukan padaku sesudah seluruh yang kulakukan ini, jika kelak saya nyata-nyata harus sendirian di dalam rumah. Kembali kembali, diam diam saya menciut seram memikirkan perbudakan semacam apa yang harus kujalani sesudah saya pulang sekolah kelak.

Selesai pintu terbuka seluruh, saya lekas meluncurkan mobilku ke sekolah. Saya tidak ingin memikir apa yang bakal berlangsung dengan diriku kelak, sebab di pikiranku sekarang cuman ada sebuah hal, yakni saya mengharapkan ini hari Andy menjumpaiku.

Entahlah, apa cuma karena argumen pinjam buku catatanku atau argumen lainnya, yang perlu buatku saya mengharapkan ini hari Andy melihatku. Ini hari saya udah merias diriku secantik yang saya dapat, dan ini kulakukan ekslusif cuma untuk Andy. Saya pengin Andy betul-betul tertarik padaku.

II. Asa Cantik Di Pagi Hari

Masih 15 menit saat sebelum bel masuk sekolah mengeluarkan bunyi sewaktu saya sampai di parkir sekolah. Jantungku berdetak cepat waktu saya lihat Andy anyar turun dari mobilnya. Dan di saat saya memandang tempat kosong di sisi mobil Andy, rasanya saya seperti punya mimpi elok, dan saya puas sekali.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL

Saya tidak mau mimpi cantikku ini amblas demikian saja, karena itu saya lekas melesat serta memarkirkan mobilku dari sisi mobilnya Andy. Dan Andy nampaknya langsung mengenal bila ini yaitu adalah mobilku. Sekarang Andy memandang ke arahku serta dengan sabar dia menantiku usai memarkirkan mobilku ini.

Saya turun dari mobil dan mengancing pintu, serta kami berdua sempat sama-sama pandang buat beberapa lama waktunya. Lantas Andy tundukkan parasnya saat saya tersenyum kepadanya. Perlahan-lahan saya ambil langkah dekati Andy, yang sekarang baru kusaksikan jika mukanya merona merah.

"Hai Andy… thanks ya semalam, mm…  barusan pagi… saya telah sehat kok, pula telah tidak demikian penat seperti tempo hari", kataku perlahan.

Hatiku bertambah terlengah di saat saya memandang paras Andy yang ganteng itu tersenyum halus. Namun Andy terus menunduk seperti gak berani melihatku dan saya tersenyum geli menyaksikan kecanggungan Andy.

"Hai Andy…", saya menyapanya kembali sebab Andy selalu menunduk tanpa ada menjawab kata kataku.

"I… Iya… hai Eliza… kamu… e… kamu…", nada Andy kedengar demikian grogi.

"Saya mengapa?", saya ajukan pertanyaan dengan senyuman jahil.

"Aku… anu… saya puas kamu telah tidak sakit", Andy menatapku sesaat, lalu dia kembali menunduk.

"Ooo… terimakasih ya Andy, kamu baik dech. Mm… ya telah saya masuk ke kelasku dahulu ya", saya bercakap dengan girang.

Sebetulnya saya sedikit sedih, saya barusan mengharap bila kelanjutan kata-kata Andy barusan itu merupakan sanjungan dari Andy bila saya kelihatan elok ini hari. Saya jadi sedikit ingin tahu, apa sebetulnya Andy itu menganggapku elok atau mungkin tidak. Walau begitu, kata-kata Andy barusan itu masih membuatku tersenyum berbahagia.

Saya telah sangat percaya sekali bila Andy sukai padaku, nampak dari sikapnya yang terus salah tingkah seperti berikut serta kata-kata Andy barusan tunjukkan bila Andy sangat peduli padaku.

"Aku… bisa saya temani kamu kembali hingga ke kelasmu, Eliza?", Andy ajukan pertanyaan dengan suara perlahan.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya mengacauk puas, namun Andy menunduk demikian dalam serta dia mustahil dapat melihatku. Saya tersenyum geli menyaksikan Andy yang demikian canggung dan salah tingkah di depanku. Apa ini karena dia pun suka padaku?

"Andy…", saya panggil Andy, dan sewaktu dia membawa mukanya menatapku, saya mengacaukankkan kepalaku kembali sembari tersenyum kepadanya, senyuman yang kupasang semanis mungkin. 

Andy menatapku serta sekali ini dia tersenyum, tidak tahu suka atau malu, atau barangkali ke-2 nya. Saya gak sangat percaya, tetapi saya terasa tatapan Andy ini benar-benar menghangatkan hatiku. Saya tidak tahu kalimat apa yang dapat memvisualisasikan hatiku saat ini, yang pasti saya rasakan pada pagi ini hari saya mendapatkan impian yang cantik. Serta saya benar-benar berbahagia saat Andy lagi mengambil langkah di sampingku, meski Andy yang adakalanya menengok dan tersenyum padaku itu cuma diam membisu.

Persis seperti tempo hari, saya merasai sejumlah tatapan iri dari banyak siswa cewek yang melihatku jalan ketujuan kelasku dengan didampingi Andy. Kembali kembali saya berasa senang serta suka, walau sesungguhnya kami berdua ini belum dengan status sepasang pacar. Serta saat ini kami berdua keduanya sama diam sembari lagi ambil langkah, hingga selanjutnya kami berdua datang di muka pintu kelasku.

"Andy… terima kasih ya", saya minta pamit di Andy.

"Aku… saya  ke kelasku dahulu Eliza…", jawab Andi dengan takut sembari lambaikan tangannya.

"Iya", saya menjawab sembari balas mengangkat tanganku.

Saya tersenyum senyuman sembari mengambil langkah masuk ke kelasku. Tetapi saat saya lihat Jenny yang dengan senyuman isengnya itu menatapku dan tungguku di bangkunya, saya menghela napas panjang sembari lagi mengambil langkah buat duduk di samping Jenny. Saya udah pasrah, ini hari saya pastilah dibujuk serta diledek habis oleh Jenny.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL

III. Rahasia Lain Di Gudang Sekolah

Sepanjang hari ini tiada momen spesial, kecuali Jenny yang repot memikat dan mengejekku terkait Andy, pula Sherly yang turut jadi parah situasi waktu kami kumpul di kantin saat pukul istirahat pertama dan, serta saat jam istirahat ke-2  seperti saat ini waktu ini.

Serta kalaupun umumnya saya terus usaha membalasnya ledekan mereka, saat ini saya cuman dapat mengelit atau tersenyum malu, walau hatiku rasanya puas sekali. Untung saja bel pertanda jam istirahat ke-2  selesai ini telah keluarkan bunyi.

"Simak deh… parasnya hingga sampai merah ini", kata Jenny yang ketawa geli.

"Duh… kasihan…", sindir Sherly dan mereka berdua kembali ketawa geli.

"Kalian ini tidak mesti pura pura kasihan dech. Dari pagi barusan kalian selalu ngeledek saya, pun ngetawain saya. Kalian jahat!", saya marah-marah serta merengek-rengek, lalu saya pura pura merajuk.

"Iya iya… saat ini telah tidak kok. Cup cup… tidak boleh nangis dech sayang… Kita kembali ke kelas yok", bawa Jenny sembari merengkuh tanganku.

"Jen… saya saja yang nggandeng Eliza… istirahat pertama barusan kamu kan udah…", kata Sherly dengan suara meminta.

"Hmmhh… Iya deh…", kata Jenny sembari menghela napas panjang dan serahkan tanganku yang ada di dalam gandengan tangannya itu pada Sherly.

"Apaan sich kalian ini…", saya ketawa geli, lucu  rasanya pikirkan diriku jadi rebutan Jenny serta Sherly semacam ini, namun saya menurut saja saat Sherly merengkuh tanganku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama