CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART2

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART2, Hasrat-Bispak25 Kami kembali arah, serta mereka berdua temaniku balik ke kelas. Dan ke-2  pacarku ini tidak jenuh jenuhnya memikat serta menghinaku terkait Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu serta pasrah terima semuanya ini. Saya cuman dapat mengharap kami selekasnya hingga sampai ke kelasku. Namun sewaktu kami hingga sampai di muka pintu kelas, tau-tau saya berasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak kalaupun ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak perlu ah… tidak lama saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya telah dech, gak boleh semakin lama ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama sama lambaikan tangan dengan Sherly, lantas masuk ke kelas.

Sherly sendiri lagi merengkuh tanganku. Sebetulnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra seperti berikut, tetapi saya menurut saja sembari mengharapkan dalam hati mudah-mudahan tak ada yang berprasangka buruk memandang kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami hingga di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya menanti Sherly membebaskan gandengan pada tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak perlu dech, saya kan hanya sekejap", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan style sedih, namun dia lambaikan tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sembari lambaikan tanganku pun, lalu saya selekasnya ketujuan toilet.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART2

Sewaktu saya bakal masuk, saya berpapasan dengan Vera yang anyar keluar toilet. Kami sempat sama-sama sapa, dan diam diam saya berasa terheran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh semacam itu saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya terus masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya memutuskan satu diantaranya dari 6 kamar kecil yang berada pada dalam sini. Sehabis saya tuntas buang air kecil dan mengatur pakaian dan rok seragamku, saya selekasnya keluar buat kembali pada kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhenti saat tiba-tiba ada sebuah tangan yang membungkam mulutku.

Belum saya bereaksi, suatu tangan lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, tetapi pelukan ini sangat kuat, sampai tiada perlawanan yang memiliki arti, saya udah terbawa masuk ke gudang yang ada pada sisi toilet, tempat di mana Vera tidak tahu digagahi atau tengan layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu membawaku ke ujung area ini, sampai kami berada di balik timbunan meja serta bangku tua. Tiada lepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia tekan bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Tidak lama lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku takut sebab saya tahu ini nada Dedi. Saya tercenung sejenak, lalu saya mengacauk perlahan. Lebih bagus saya menurutinya, lantaran bila saya mengakibatkan kekacauan, lalu banyak yang mengetahui saya di gudang ini sedang berduaan dengan Dedi, apa saja pertimbangannya namaku pasti remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tiada usaha memandang menuju Dedi. Di gudang ini tidak tahu bakal ada tontonan apa, tetapi sehabis tontonan itu selesai, saya was-was Dedi gak bakal membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani hasrat birahinya di gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati buat ngeseks waktu ini. Diam diam saya berpikiran bagaimana agar ini hari saya tidak mesti mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki busuk ini. Barangkali saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya tidak ingin ketauan pihak lain sebab saya mengesah, atau saya takut ditanya guru di kelasku karena saya kelamaan ada di dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Pada saat saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi merengkuh lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku menuju yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya terheran menyaksikan masuknya seseorang cebol yang kukenali menjadi pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja yaitu Cie Fifi, orang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya sekitaran 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam menuju Jenny, Sherly, saya, namun juga siswi lain yang makan di kantin. Tidak tahu apa yang diharapkan Dedi dengan membawaku ke gudang ini pada saat dia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sesenang hati di bangku yang berada di tengah area ini. Saya gak mengetahui apa yang lagi dilaksanakannya, apa menanti satu orang, atau dia berencana suatu hal lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, serta saya tercenung menyaksikan kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras kecewa. Tetapi anehnya Cie Fifi justru hampiri sang cebol yang tengah tersenyum senyuman memuakkan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam gak menjawab.

Tidak beberapa lama kemudian sang cebol berdiri, dan seterusnya jantungku berdebar-debar kuat memandang sebuah panorama erotis yang mengagetkan terhidang di hadapanku.

Sang cebol menyelusup masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang berada di dalam rok Cie Fifi, benar di muka pangkal paha Cie Fifi membikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya terus mencermati sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yaitu kepala sang cebol itu bergerak gerak, membikin hasratku perlahan-lahan bangun, serta saya mesti usaha mengendalikan napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut pula turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya anyar sadar jika nyatanya saya  menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan kecewa. Namun tentunya saya gak dapat melakukan hal beberapa macam ketimbang nasibku justru jadi bertambah jelek. Saya tidak tahu apa yang bakal berlangsung padaku jika saya membuat kericuhan yang menjadikan sang cebol ini tahu saya berada pada sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama memuakkannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya tidak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta memulai memikatku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengitari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, kadangkala kasar, yang jelas tingkah Dedi ini membuatku was-was dan jantungku berdetak makin cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART2

Saya tidak berani menangkal lantaran saya takut tepisanku mungkin bisa menyebabkan nada yang mungkin kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang jauh semakin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, serta saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi terlampau kuat buatku buat kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku buat lihat episode erotis di hadapanku ini mulai bubar lantaran saya sendiri mulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang tetap meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan lagi meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar bakal peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya memandang menuju Cie Fifi. Rupanya dia lagi pejamkan mata dan mendesah tidak karuan sembari memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang nyata ialah kepala sang cebol.

Kendati pun jantungku berdegap cepat memandang itu seluruh, terasa sakit di ke-2  payudaraku membuatku kembali menggeliang, dan saya coba menjauhkan payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih menempel kuat dan terus memberi remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai rusuh serta napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan namun tentu, saya mulai teraniaya karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya menunjuk stop menggerak-gerakkan badanku, tetapi saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku tidak bakal ada maknanya buat Dedi, tetapi saya gak ingin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di bab erotis di depanku. Entahlah sejak mulai kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang tergelimpang di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu jelas celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah dan mengesah dengan muka seperti membatasi sakit saat lagi sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengandaikan di rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Dan saat ini sang cebol itu entahlah lagi menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau tengah menarik dan mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau mungkin dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini makin jadi beres.  Saya sangat terangsang, tidak tahu sebab remasan nakal yang telah dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengandaikan apa yang berlangsung dalam rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil waktu saya hampir gak dapat mencegah diriku buat mengesah lantaran Dedi mencium tengkuk leherku, serta situasi jadi makin susah untukku waktu saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalnya Deritaku

"Saya pun baru ketahui kira-kira dua minggu kemarin, bila bu Fifi itu bisa juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Pengin rasanya saya menampar Dedi lantaran ucapannya yang sangat kurang ajar itu. Namun saya gak berani mengerjakannya, selain saya takut kemunculanku di sini diketahui oleh Cie Fifi serta terpenting sang cebol, saya tidak pengin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan membikin nasibku bertambah jelek.

Karena itu saya cuma dapat memandang Dedi dengan dongkol, namun bibirku jadi dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta mencegah rintihanku. Saya cuman dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku hingga sampai ia bahagia.

Tetapi waktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, serta saya cepat usaha atur napasku sepelan kemungkinan biar dengusan napasku ini gak sampai kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar nada sang cebol, yang tanpa enggan memerintah Cie Fifi langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali perhatikan mereka. Telunjuk sang cebol menuju ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 menghardik pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Kendati raut paras Cie Fifi kelihatan geram, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Lantas Cie Fifi merendahkan badannya dan menumpukan kepalanya pada ke-2  tangannya yang sekarang terlipat tetapi tetap menopang di lantai.

Tanpa ada berucap apa manalagi, sang cebol melepaskan celana panjang serta celana dalamnya yang lumayan kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu dan membuka rok Cie Fifi ke atas. Tiada perlawanan sekalipun dari Cie Fifi sewaktu celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya lumayan direntangkan sedikit, serta sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol mulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan serta rintihan Cie Fifi. Tidak tahu sejak mulai kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, namun jika sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak begitu bertanya-tanya memandang sikap sang cebol yang berani dan sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak menduga Cie Fifi yang setiap hari tampak demikian ramah serta enerjik, rupanya menyimpan permasalahan yang gak berbeda jauh denganku. Saya berasa haru pada Cie Fifi kendati dari penuturan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1x kembali mengikhlaskan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tapi sebuah remasan kurang ajar di ke-2  payudaraku ini menyadarkanku kalaupun saat ini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka usai kelak, saya pun pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia lagi meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggeliang kesakitan. Serta kata-kata Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi dapat memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terlintas intimidasi Dedi dalam tempat tambal ban itu, serta hal tersebut membuatku risau karena secepatnya saya akan mendapatkan soal kalaupun Dedi mengenal saya menggunakan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terkenang perihal sejumlah argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana triknya saya meminta biar Dedi pengin dengar alasanku serta tidak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali melihat Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol tengah semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali mengulet kesakitan waktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan kecewa di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi kecewa, serta dia cuma tersenyum senyuman, nampaknya dia suka sesudah membuat ke-2  payudaraku ini mainannya mulai sejak barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambah lagi dengusan sang cebol, bikin keadaan di gudang ini jadi sedikit ribut, karena itu saya pikir ini waktu yang cocok buat sampaikan iktikad dan alasanku pada Dedi tiada takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART2

"Ded, saya barusan itu cuman pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, seramnya kelak saya diomelin sama guru bila saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sembari memandang Dedi dan melepaskan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, kelihatannya dia lagi berpikiran.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya selekasnya berubahkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya terheran sementara menyaksikan penis itu udah ereksi, dan sewaktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… lantaran kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit geli pula dengar rayuan porno Dedi. Tetapi saya gak pengen buang waktu, saya lekas mulai memikat penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara lembut.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, dan sewaktu saya melirik mengarah mereka, saya menyaksikan sang cebol tengah menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari rata-rata punya beberapa pejantan yang sudah mencabuliku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, mulai sejak barusan Cie Fifi cuman mendesah atau mengesah saja, namun tidak sampai melenguh seperti misalnya wanita yang lagi alami orgasme. Apa karena penis sang cebol itu begitu pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama