CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART3

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART3, Hasrat-Bispak25 "Udah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang nyata belepotan sperma bersatu cairan cinta Cie Fifi itu dengan memakai celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuma diam serta pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tak lama setelahnya, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kelihatannya Cie Fifi memang mempersiapkan kantung plastik itu buat menaruh celana dalamnya yang dia mengetahui dapat dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal kalinya.

"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali bila burungnya itucebol pula", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, kasus yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengerang ketahan waktu tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah tuturnya pengen nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan cuman kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam lagi mendesak nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku di penis Dedi, agar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah dan merintih kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara halus saat saya selalu usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Kadang-kadang saya memandang nakal di Dedi, biar dia semakin terangsang sampai pekerjaanku dapat tuntas bisa semakin cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat bercakap, cuma dapat mengguman tidak terang saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu sudah tidak ada siapa siapa kembali waktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Mulai sejak kapan Pandu udah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, namun waktu ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat bercakap secara terang.

Telat, Pandu udah menguak rok seragam sekolahku, serta saya telah pasrah tunggu hukuman yang bisa diberi Dedi kalaupun dia melihatku memanfaatkan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak lebih cepat. Dua pelajar bobrok ini bakal selekasnya melumatku dalam gudang ini, tetapi yang amat kutakutkan yaitu Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Selayaknya barusan itu saya berhasil lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tiada waktu buatku buat memikir maupun berleha leha. Tau-tau badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Lalu dengan peringkat ke-2 kakiku yang masih tetap begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengangkat penisnya yang nyatanya juga ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan dongkol saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan seluruhnya tehnik oralku biar Pandu cepat gapai pucuk serta kedepannya dia tak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi tuntas nikmati badanku. Dalam pada itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada sisi bibir vaginaku. Dedi sudah mengetahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… karena itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya ngomong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya gak berani menjawab, gak berani menengok. Ingin rasanya saya menangis, tetapi saya gak mau kelak rekan temanku terlebih Jenny malahan menanyakan bertanya jika kelak mataku kelihatan sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan selalu mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang bakal dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terhambat di saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengakibatkan kesan yang aneh waktu saya sadari celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mendesah dan terus mendesah terhambat, tetapi saya gak lupa jika saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mendesah serta meronta kesakitan sewaktu saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sentil Dedi waktu saya menengok ke belakang buat memandang apa yang telah dilakukan Dedi.

Saya menyaksikan sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu bikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat menyudahi semuanya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Namun Dedi nyata-nyata pengin menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi siap.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuman ketawa tawa.

"Udah, tidak boleh ngoceh lagi! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas memberikan penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengerang ketahan, tetapi sekarang saya gak punya alternatif lain, saya harus menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata tidak sabar untuk nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta sebuah benda topangl, hangat dan lumayan besar, yang tentu kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta memojokkan bibir vaginaku.

Badanku melafalkanng tidak lama waktu penis Dedi memisah lubang vaginaku serta terus melesak masuk. Saya pejamkan mata meredam sakit, serta seterusnya saya lagi usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi berlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menikam demikian dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh terbendung, serta saya mulai tidak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Karena itu saya mesti tambah menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya harus berusaha mencegah mual karena berbau apek yang menimpa hidungku, pun saya harus menghentikan terasa sakit bergabung nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuman mengharap pengidapanku ini lekas usai. Saya pula mengharapkan pakaian seragam sekolahku ini tidak lecek dan basah oleh keringatku selesai saya tuntas disetubuhi oleh dua begundal ini. Sesudah saya menyatukan seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menghirup penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia ingin membebaskan penisnya dari gempuranku, barangkali dia telah tak dapat menghentikan kesenangan service oralku.

Namun saya tidak pengin melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat mengendalikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sejenak lantas penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Seluruhnya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan waktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruhnya cairan di mulutku ini, namun saya gak ingin Pandu dapat lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya telah sukses. Saya sangat dongkol kepadanya.

Saya terkenang bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses menaklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat memanfaatkan trik yang serupa buat mengeluarkan kekecewaanku pada Pandu. Saya lagi mengisap penis di mulutku ini kendati pun penis itu udah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya belum juga usai dengannya.

Saya terus menarik dan menghirup penis Pandu, hingga kemudian dia menguik nguik seperti disembelih saja. Pada akhirnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, dan waktu saya melepas tanganku, Pandu langsung jatuh lemas, sama dengan nasib banyak pejantan di rumahku yang tergeletak seusai saya dan banyak pacarku balik mencabuli mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menusukkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya bakal meletus di saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Selesai Dedi usai siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi takjub menatapku seperti tidak sangat percaya dengan yang barusan berlangsung.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengejek saya", desisku dengan nada gemetaran sangking berangnya.

Kondisi di gudang jadi sepi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara jelas. Saya menggigit bibir meredam tangis. Saya sangat sakit hati waktu Dedi menyebutku pelacur.

Tiada pedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Tetapi saya sadar jika saya mesti membereskan diriku di toilet, sekalian minimal saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya selekasnya mengusung rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang siap buat mengelap lelehan sperma di sekeliling pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, agar dapat memudahkan rasa tidak nyaman di selangkanganku.

Serta sekali ini saya telah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima olokan seperti berikut? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis pada mukaku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran berpindah udah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya lihat pak Totok yang baru keluar kelasku, serta aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastilah sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Kalaupun masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tidak mau terkena bencana untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak mesti pak, Eliza telah tambah enak. Terima kasih pak, saya balik ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya balik ke arah ke kelas untuk ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny sewaktu saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit pada perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan cemas.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Tetapi saya sudah tambah enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur agar Jenny stop mengkhawatirkanku

"Saat ini perutmu sudah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum pada Jenny.

Sesungguhnya saya berasa sedikit tidak sedap lantaran saya harus tidak jujur di Jenny yang demikian mencermati serta mengasihiku. Perasaan bersalah ini sedikit mengacaukanku, walaupun saya tahu ini ialah yang terunggul, ketimbang ada yang dengarkan penuturan kami saat saya akui apa yang sesungguhnya berlangsung padaku pada saat saya berada pada toilet, atau mungkin lebih pasnya di gudang barusan.

Tetapi selang beberapa saat Jenny telah kembali repot memikat serta menghinaku bab Andy. Ditambah lagi waktu jam paling akhir ini hari guru yang selayaknya mendidik di kelas kami tidak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny tambah bergairah memikatku, serta saya udah hilang akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Dan saat saya gak tahu harus melakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih sedang dijalankan Andy? Apa yang lebih kurang berada pada ingatan Andy kini? Apa dia pikirkanku? Tiba-tiba saya udah terasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang satu berikut kembali suka deh… sampai sampai saya tidak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Begitu ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengin katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin katakan apa ya… saya ingin ngomong, jika Eliza gak senang dengannya", Jenny menjawab dengan model cuek bebek sembari mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, sebab bel pulang sekolah memanglah baru-baru ini mengeluarkan bunyi.

"Jeen… gak boleh getho dong… aku…", saya mulai cemas kalaupun kalau Jenny sungguh-sungguh dalam kata tukasnya, dan saya serta lagi merengek-rengek.

"Bila begitu kamu tak boleh menghindari selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya gak dapat berujar apa manalagi dan mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuma dapat tersenyum malu sembari menata seluruh buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Seusai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tau-tau tampil di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berniat mengeluhkan saat saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga kapan sich anyar suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Kalaupun yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan kuatir.

"Maka itu tak boleh ngelamun saja sayang… lihat donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SINTAL PART3

Saya lihat ke sekitarku, nyatanya benar-benar kelasku ini telah kosong disamping kami bertiga. Tetapi tetap juga saya khawatir bila ada yang dengar kata-kata mereka barusan mengenai saya jadian sama Andy. Saya tidak mau Andy dengar isu yang tak tidak, saya gak ingin hubunganku dengan Andy yang baru memulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Namun, saya pengen mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen buat pisah pada mereka, agar saya gak terus menerus menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, ketepatan saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pun haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini telah tarik tanganku.

Saya telah tak mempunyai argumen kembali, karena itu saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentu ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.

Hingga di kantin, hatiku jadi geli waktu saya menyaksikan sang cebol. Saya terlintas tingkah laku biadabnya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Tapi saya usaha punya sikap biasa. Manalagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Sesudah kami bertiga tuntas minum, kami selekasnya bayar pesanan kami dan minta pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama